Hujan adalah peristiwa turunnya titik-titik air atau kristal-kristal es dari awan sampai ke permukaan tanah. Curah hujan (dalam satuan mm.) merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir.
Alat untuk mengukur jumlah curah hujan yang turun kepermukaan tanah per satuan luas, disebut Penakar Hujan. Satuan curah hujan yang umumnya dipakai oleh BMKG adalah millimeter (mm.). Jadi jumlah curah hujan yang diukur, sebenarnya adalah tebalnya atau tingginya permukaan air hujan yang menutupi suatu daerah luasan di permukaan bumi / tanah. Curah hujan 1 (satu) millimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi 1 (satu) millimeter atau tertampung air sebanyak 1 (satu ) liter atau 1000 ml. Misalnya disuatu daerah atau lokasi pengamatan curah hujannya 10 mm., itu berarti daerah luasan sekitar daerah / lokasi tergenangi oleh air hujan setinggi atau tebalnya 10 millimeter (mm.)
Alat penakar hujan terbagi dalam 2 jenis yaitu :
a. Penakar hujan biasa tipe Obervatorium (Obs.) atau non recording.
b. Penakar hujan Otomatis / penakar hujan yang dapat mencatat sendiri (self-recording).
Penakar hujan Otomatis terbagi dalam 2 type :
1. Penakar Hujan Otomatis type Hellmann yaitu penakar hujan yang menggunakan sistem pelampung ( Float ).
2. Penakar Hujan Otomatis yang menggunakan sistemTipping Bucket.
A. PENAKAR HUJAN BIASA (OBS)
Penakar hujan ini tidak dapat mencatat sendiri (non recording), bentuknya sederhana terbuat dari seng plat tingginya sekitar 60 Cm dicat aluminium, ada juga yang terbuat dari pipa pralon tingginnya 100 Cm. Penakar hujan biasa terdiri dari :
a. Sebuah corong yang dapat dilepas dari bagian badan alat, mulut corong ( bagian atasnya ) terbuat dari kuningan yang berbentuk cincin ( lingkaran ) dengan luas 100 Cm2.
b. Bak tempat menampung air hujan.
c. Kran, untuk mengeluarkan air dari dalam bak ke gelas ukur.
d. Kaki yang berbentuk silinder, tempat memasang penakar hujan pada pondasi kayu dengan cara disekrup.
e. Gelas ukur penakar hujan untuk luas corong 100 Cm2 , dengan skala ukur 0 s/d 25 mm. Keseragaman pemasangan alat, cara pengamatan, dan waktu observasi sangat diperlukan untuk memperoleh hasil pengamatan yang teliti, dengan maksud data yang dihasilkan dapat dibandingkan satu sama lain.
Tetapi banyak penakar hujan yang dipasang pada Stasiun Meteorologi Khusus / Stasiun kerja sama yang belum atau tidak mempunyai taman alat, dalam hal ini untuk penentuan tempat pemasangan penakar hujan perlu diperhatikan hal – hal berikut.
1. Syarat – syarat pemasangan :
a. Penakar hujan harus dipasang pada lapangan terbuka, tanpa ada gangguan disekitar penakar, seperti pohon dan bangunan, kabel atau antene yang melintang
diatasnya. Jarak yang terdekat antara pohon / bangunan dengan penakar hujan adalah 1 kali tinggi pohon / bangunan tersebut.
b. Penakar hujan tidak boleh dipasang pada tanah miring (lereng bukit), puncak bukit, diatas dinding atau atap.
c. Penakar dipasang dengan cara disekrup / dipaku pada balok bulat yang dicat putih dan ditanam pada pondasi beton (lihat gambar), sehingga tinggi
penakar hujan dari permukaan corong sampai permukaan tanah 120 Cm.(lihat gbr), letak penampang corong harus datar (horizontal) bukaan kran diberi kunci gembok sebagai pengaman.
d. Penakar harus dipagar keliling dengan kawat, ukuran 1.5 m x 1.5 m dengan tinggi 1m, agar tidak dapat diganggu binatang dan orang yang tidak berkepentingan.
2. Cara pengamatan :
a. Pengamatan untuk curah hujan harus dilakukan tiap hari pada jam 07.00 waktu setempat, atau jam-jam tertentu.
b. Buka kunci gembok dan letakkan gelas penakar hujan dibawah kran, kemudian kran dibuka agar airnya tertampung dalam gelas penakar.
c. Jika curah hujan diperkirakan melebihi 25 mm. sebelum mencapai skala 25 mm. kran ditutup dahulu, lakukan pembacaan dan catat. Kemudian lanjutkan pengukuran sampai air dalam bak penakar habis, seluruh yang dicatat dijumlahkan.
d. Untuk menghindarkan kesalahan parallax, pembacaan curah hujan pada gelas penakar dilakukan tepat pada dasar meniskusnya.
e. Bila dasar meniskus tidak tepat pada garis skala, diambil garis skala yang terdekat dengan dasar meniskus tadi.
f. Bila dasar meniskus tepat pada pertengahan antara dua garis skala, diambil atau dibaca ke angka yang ganjil, misalnya : 17,5 mm. menjadi 17 mm.. 24,5 mm. menjadi 25 mm.
g. Untuk pembacaan setinggi x mm dimana 0,5 / x / 1,5 mm, maka dibaca x = 1 mm.
h. Untuk pembacaan lebih kecil dari 0,5 mm, pada kartu hujan ditulis angka 0 (Nol) dan tetap dinyatakan sebagai hari hujan.
i. Jika tidak ada hujan, beri tanda ( – ) atau ( . ) pada kartu hujan.
j. Jika tidak dapat dilakukan pengamatan dalam satu atau beberapa hari, beri tanda (X) pada kartu hujan.
k. Apabila gelas penakar hujan biasa (Obs.) pecah, dapat digunakan gelas penakar hujan Hellman dimana hasil yang dibaca dikalikan 2. Atau dapat juga dipakai gelas ukur yang berskala ml. (Cc), yang dapat dibeli di Apotik.
3. Pemeliharaan :
a. Alat harus selalu dijaga tetap bersih, dan dicat aluminium.
b. Kayu di cat putih, supaya tahan lama terhadap rayap dan cuaca.
c. Corong harus tetap bersih, tidak boleh tertutup oleh benda-benda atau kotoran yang dapat menyumbatnya.
d. Kran harus selalu diperiksa, jika bocor (air menetes keluar) sumbu pembuka kran dikeluarkan kemudian diberi gemuk. Apabila badan penakar hujan bocor, maka harus segera diperbaiki dengan disolder.
e. Bak penampung air hujan harus sering dikontrol dan dibersihkan dari endapan debu / kotoran, dengan jalan menuangkan air kedalamnya dan kran dibuka.
f. Gelas penakar hujan harus dijaga tetap bersih jangan sampai berlumut, dan disimpan pada tempat yang aman agar tidak terjatuh / pecah.
g. Rumput disekitar tempat penakar hujan dipasang, harus selalu pendek dan rapih tidak boleh ada semak semak disekitarnya.
B. PENAKAR HUJAN OTOMATIS PENAKAR HUJAN OTOMATIS TYPE HELLMANN
Penakar hujan Otomatis type Hellman adalah penakar hujan yang dapat mencatat sendiri, badannya berbentuk silinder, luas permukaan corong penakarnya 200 Cm2, tingginya antara 100 sampai dengan 120 Cm. Jika pintu penakar hujan dalam keadaan terbuka, maka bagian dalamnya akan terlihat seperti gambar terlampir :
1. Syarat -syarat pemasangan :
Pada umumnya persyaratan tempat pemasangan alat penakar hujan type Hellman, sama dengan alat penakar hujan biasa (Obs). Alat ini dipasang dengan cara disekrup pada alas papan yang dipasang pada pondasi beton (lihat gambar), sehingga tinggi permukaan. corongnya dari permukaan tanah adalah 140 Cm. Letak permukaan corong penakar, dan dasar tempat meletakkan tabung berpelampung harus benar-benar datar (waterpas).
2. Prinsip kerja alat :
Jika hujan turun, air hujan akan masuk kedalam tabung yang berpelampung melalui corongnya, air yang masuk kedalam tabung mengakibatkan pelampung beserta tangkainya terangkat (naik keatas). Pada tangkai pelampung terdapat tangkai pena yang bergerak mengikuti tangkai pelampung, gerakan pena akan menggores pias yang diletakkan/digulung pada silinder jam yang dapat berputar dengan sendirinya. Penunjukkan pena pada pias sesuai dengan jumlah volume air yang masuk ke dalam tabung, apabila pena telah menunjuk angka 10 mm. maka air dalam tabung akan
keluar melalui gelas siphon yang bentuknya melengkung. Seiring dengan keluarnya air maka pelampung akan turun, dan dengan turunnya pelampung tangkai penapun akan bergerak turun sambil menggores pias berupa garis lurus vertikal. Setelah airnya keluar semua, pena akan berhenti dan akan menunjuk pada angka 0, yang kemudian akan naik lagi apabila ada hujan turun.
3. Cara mengkalibrasi penakar hujan type Hellmann :
Mengkalibrasi penakar hujan type Hellmann, dapat juga diartikan penyetelan pertama atau penyetelan ulang kedudukan posisi pena dan posisi pipa gelas siphon sebelum alat dioperasikan. Penyetelan yang dilakukan disini adalah penyetelan untuk menentukan kedudukan / posisi pena dipias pada posisi awal 0 mm dan posisi puncak angka 10 mm.
Cara yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Ambil silinder jam, putar per secukupnya (jangan terlalu pol), pasangpias pada silinder tersebut dengan menggunakan penjepitnya, kemudian letakkan silinder jam pada sumbunya dengan hati-hati.
b. Tuangkan air ke dalam corong secukupnya, sampai air keluar melalui pipa gelas siphon. Setelah air berhenti mengalir, berarti permukaan air berada tepat pada ujung bawah saluran gelas siphon yang berada pada tabung.
c. Pada kedudukan demikian, pena harus menunjuk posisi awal yaitu angka 0 pada pias. Jika pena menunjuk lebih atau kurang dari 0, maka kedudukannya dapat diatur dengan jalan mengendurkan sekrup yang menyekrup tangkai pena dengan tangkai pelampung. Setelah sekrup kendur, kedudukan pena dapat disetel (dinaikkan atau diturunkan) sehingga pena menunjuk pada angka 0, kemudian sekrup tadi dikencangkan kembali.
d. Setelah memperoleh posisi pena pada angka 0, tindakan selanjutnya ialah menentukan posisi puncak pena yaitu pada angka 10. Caranya tuangkan air sebanyak 10 mm. sesuai takaran pada gelas hujan Hellmann atau sebanyak 200 cc (200 ml) kedalam corong penakar hujan secara perlahan-lahan, sambil memperhatikan gerakan pena dan kedudukan air dalam gelas siphon. Bila air telah tertuang semua dan pena tepat menunjukkan angka 10 pada pias, namun air belum tertumpah keluar melalui pipa gelas siphon berarti kedudukan gelas siphon terlalu tinggi. Untuk itu kedudukan pipa gelas siphon harus diturunkan yaitu dengan cara mengedurkan klem/sekrup yang terdapat pada gelas siphon. Kemudian secara perlahan-lahan masukkan (turunkan gelas siphon) dengan arah kedalam tabung, sambil memperhatikan permukaaan air yang terdapat pada lengkungan gelas siphon.
e. Jika keadaan terjadi sebaliknya, yaitu air sudah tumpah keluar sebelum pena menunjukkan angka 10, berarti kedudukan pipa gelas siphon terlalo rendah. Untuk mengatasinya kendurkan sekrup dan tarik keatas pipa gelas siphon secukupnya, kemudian ulangi lagi perlakuan seperti diatas, sehingga apabila dituangkan air sebanyak 200ml. Pena akan turun tepat pada posisi angka 10mm pada pias.
f. Setelah penyetelan posisi pena pada angka 0 dan 10, kemudian lakukan beberapa kali menuangkan air sebanyak 200 cc dan apabila hasilnya baik, maka alat siap dioperasikan.
4. Pemeliharaan alat penakar hujan type Hellmann
a. Corong penakar hujan harus selalu diperiksa dan dibersihkan dari debu / kotoran agar tidak menyumbat.
b. Pena harus tetap bersih bila rusak segera diganti, apabila penanya jenis catridge agar diganti kalau sudah tidak nyata pencatatannya. Pemasangan kembali pena tidak boleh terlalu keras menekan pias, karena akan mengganggu kepekaan dan ketelitian alat.
c. Apabila gerakan pelampung saat naik dan turun tidak lancar atau tersendat, bersihkan tangkai pelampung dan periksa / bersihkan pipa gelas siphon serta tabung tempat pelampung dari kotoran / lumut yang melekat.
C. PENAKAR HUJAN OTOMATIS TYPE TIPPING BUCKET.
Penakar hujan Otomatis type Tipping bucket terbagi 2 macam yaitu :
1. Penakar Hujan Tipping Bucket yang sistem kerjanya mekanik.
Penakar hujan Tipping Bucket jenis ini yaitu merk Jules Richard, yang terpasang dan dioperasikan dibeberapa Stasiun Meteorologi BMG pada tahun 1976, kemungkinan besar saat ini sudah banyak yang tidak dioperasikan lagi. Luas permukaan corong penakar hujan ini 400 Cm2. Silinder jam untuk meletakkan pias, serta perlengkapan bucketnya berada pada satu kotak, dan dapat diangkat keluar dari badan penakar hujan saat penggantian pias. piasnya berskala 50 mm. Pada saat penggantian pias kedudukkan pena tidak perlu dirubah atau diturunkan, sebagaimana halnya pada penakar hujan type Hellman. Dalam pemasangan alat ini, tinggi permukaan corongnya 140 Cm dari permukaan tanah.
Prinsip kerja alat :
Air hujan akan masuk melalui permukaan corong penakar, kemudian mengalir untuk mengisi salah satu bucket. Setiap jumlah air hujan yang masuk sebanyak 0.5 mm. atau sejumlah 20 ml maka bucket akan berjungkit, dimana bucket yang satunya akan terangkat dan siap untuk menerima air hujan yang akan masuk berikutnya. Pada saat bucket berjungkit maka pena akan menggores pias 0.5 skala (0,5 mm.), pena akan menggores pias dengan gerakan naik ataupun turun. Demikianlah seterusnya bucket akan bergantian berjungkit bila ada air hujan yang masuk, dari goresan pena pada skala pias dapat diketahui jumlah curah hujannya.
2. Penakar hujan Tipping Bucket yang sistem kerjanya elektrik.
Pada umumnya peralatan Automatic Weather Station (AWS) yang kini banyak dioperasikan di Stasiun Meteorologi, perangkat sensor penakar hujannya menggunakan Tipping Bucket. Dimana pada saat bucketnya saling berjungkit, secara elektrik terjadi kontak dan menghasilkan keluaran nilai curah hujan yang displaynya dapat dilihat pada monitor. Penakar hujan type tipping bucket, nilai curah hujannya tiap bucket berjungkit tidak sama, serta luas permukaan corongnya beragam tegantung dari merk pembuatnya. Jadi dalam kita mengoperasikan penakar hujan jenis tipping bucket, kita harus pula mengetahui secara teliti dasar dari perhitungan data yang dihasilkannya. Untuk itu perlu dilakukan pengetesan atau mengkalibrasinya, dengan cara menuangkan sejumlah air sesuai dengan luas permukaan corong dan nilai curah hujan tiap jungkit / tip bucketnya. Jadi nilai curah hujan 1 mm yang masuk pada luasan permukaan corong yang berbeda, maka volume air yang tertampung pun berbeda.
3. Pemeliharaan :
a. Corong penakar, terutama pada bagian saringannya / debris filter (lihat gambar), harus selalu diperiksa dan dibersihkan dari debu atau kotoran yang melekat , sehingga tidak akan menyumbat masuknya air hujan.
b. Perangkat tipping bucket secara periodik diperiksa, serta dibersihkan dari kotoran yang melekat, supaya keseimbangannya tetap terjaga sehingga hasil pencatatannya tetap teliti.
c. Disamping pemeriksaan tersebut diatas, diperiksa pula saluran kabel-kabel dan konektornya.
D. PENAKAR HUJAN DENGAN WIND-SHIELD
Pemasangan Wind-Shield pada penakar hujan dimaksudkan untuk meniadakan angin putar, sehingga angin yang bertiup melewati corong sedapat mungkin menjadi horizontal.
E. RAINGAUGE TEST EQUIPMENT
Raingauge test equipment adalah alat yang ini digunakan untuk menguji/mengkalibrasi peralatan penakar hujan, terutama dari jenis tipping bucket. Alat ini menggunakan prinsip putaran pompa yang alirannya diukur dengan presisi flow meter. Air yang mengalir melalui flow meter ini kemudian dialiri ketipping bucket (sebagai simulasi dari air hujan yang jatuh ke dalam raingauge yang sedang dikalibrasi). Jumlah air yang tercatat di flow meter harus sama dengan jumlah air yang keluar dari raingauge (harus seimbang antara tabung penampungan sebelah kiri dan kanan). Selain itu jumlah tipping pada raingauge juga harus menunjukan nilai yang sama dengan flow meter (tergantung tingkat keakurasian raingauge).
#Dunia Tambang
Good Mining Practice, Materi dan atau artikel pembelajaran tentang dunia pertambangan dan industri berisi wawasan tentang tambang mineral dan batubara, k3/safety, kepmen 555 pertambangan, dan artikel terkait yg mengatur mengenai AMDAL/ANDAL.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
TOP ENTRIES
=
Klasifikasi Batubara
Batubara adalah bahan bakar fosil yang terbentuk dari tumbuh-tumbuhan yang hidup dan telah mati sejak 100-400 juta tahun yang lalu. Energi ...
POSTINGAN POPULER
-
Match Factor (MF) adalah persentase keserasian antara alat gali/muat dan angkut pada saat beroperasi. Rumus: MF=(n)(nH)(cL) / (nL)(cH) K...
-
1. Mengukur Strike (arah jurus) Caranya adalah sebagai berikut, tempelkan sisi E (east), kemudian geser gelembung nivo (bull's eye level...
-
Strike (jurus) adalah arah garis yang dibentuk dari perpotongan bidang planar dengan bidang horizontal ditinjau dari arah utara. Sedangkan,...
No comments:
Post a Comment